Aspek Sosial Budaya dalam Rupa Ruang dan Identitas

Aspek Sosial Budaya
dalam Rupa Ruang dan Identitas

ASPEK SOSIAL BUDAYA
DALAM RUPA RUANG DAN IDENTITAS
©2024 Bayu Mandiri


Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia
Oleh: Bayu Mandiri, Agustus 2024


Penerbit Bayu Mandiri
Jalan Prambanan No. 9, Pacar Keling, Tambaksari
Surabaya 60131


Penulis :
Rahmi Elsa Diana
Dhaniel Hartono Yemima
Kerenhapukh Anastasia
Setiawan Gierlang Bhakti
Putra Freta Oktarina
Hedista Rani Pranata
Editor dan Perancang grafis:
Dhaniel Hartono
Yemima Kerenhapukh
Anastasia Setiawan


Hak cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip dan memperbanyak sebagian
atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit


xii + 84 hlm : 15,5 x 21,5 cm
ISBN :
Cetakan Pertama, Agustus 2024
Dicetak oleh :
Platinum Mitra Grafika
(Isi di luar tanggung jawab percetakan)


Media radio, melalui sarana apapun didengarkannya, tetap saja ia merupakan media “suara/bunyi”.  Maka salah satu kekuatan yang khas karakter radio adalah justru terletak pada hanya suara. Karena dengan suara sajalah bisa tercipta “gambar imajiner yang tak terbatas”. Kemampuan radio untuk menciptakan imajinasi tanpa batas  inilah yang sering diistilahkan sebagai “Radio is Theatre of Mind”. Mengutip kata-kata tokoh periklanan dunia David Ogilvy, “Sebotol Coca-cola dengan ukuran dan bentuk yang tak terbatas, serta dapat berubah-ubah setiap saat, hanya

PRAKATA
Gierlang Bhakti Putra
Buku ini disusun sebagai langkah lanjutan dari penelitian
mahasiswa Program Studi Arsitektur di Universitas Multimedia
Nusantara dalam mata kuliah Seminar yang dipresentasikan kepada
Bappeda Kabupaten Tangerang pada tahun 2022 sebagai bentuk
sosialisasi mengenai kajian terkait aspek sosial budaya dan identitas
pada beberapa kota.
Kabupaten Tangerang merupakan salah satu kabupaten di
wilayah Provinsi Banten yang memiliki rekam sejarah serta
kebudayaan yang kaya. Kekayaan kebudayaan serta sejarah ini
merupakan keunggulan yang memberikan identitas sosial budaya
yang kuat dengan ciri yang kental. Menyadari hal tersebut,
Pemerintah Kabupaten Tangerang pun telah meluncurkan program
PROAKTIF (Produk Inovatif dan Kreatif). Program ini bertujuan
untuk mengangkat ciri khas dan potensi kebudayaan lokal agar dapat
menjadi produk unggulan daerah.
Untuk mendukung program tersebut, Pemerintah Kabupaten
Tangerang memerlukan kajian aspek terkait sosial budaya untuk
menggali potensi-potensi lokal yang dimiliki oleh Kabupaten
Tangerang. Salah satu aspek sosial budaya yang dapat digali tersebut
adalah rupa ruang dan ciri arsitektural yang dimiliki suatu daerah.
Oleh karena itu, suatu kajan yang mengangkat isu rupa ruang dan
8
ciri arsitektural pada daerah-daerah yang mengangkat potensi
budaya lokal perlu dilakukan.
Kajian mengenai rupa ruang dan ciri arsitektural sangat
relevan karena dapat merefleksikan karakter dari masyarakat
setempat. Bisa dikatakan bahwa ruang merupakan artefak yang
menjelaskan identitas yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Selain
itu, di antara aspek sosial dan rupa ruang, terdapat hal menarik yang
dapat menjelaskan pentingnya budaya dalam lingkup mikro hingga
makro. Identifikasi interaksi antar keduanya membutuhkan
penelitian yang lebih mendalam. Dengan demikian, kajian mengenai
aspek sosial budaya pada rupa ruang dan identitas di Kabupaten
Tangerang menjadi suatu kajian yang sangat penting dalam
memahami kekayaan sejarah dan potensi lokal di wilayah ini.
Kekayaan sejarah dapat ditunjukkan melalui identitas yang
melekat baik pada kebudayaan, bentuk fisik dan ruang tertentu.
Dalam prosesnya, identitas suatu kelompok tertentu dapat tercermin
pada ruang berkegiatannya. Begitu pula sebaliknya, dimana
peninggalan ruang tertentu menjadi bukti fisik adanya identitas
Bentuk identitas dan ruang dapat tercermin langsung maupun tidak.
Interaksi keduanya merupakan hal menarik yang mampu
menjelaskan pentingnya aspek sosial budaya dalam lingkup mikro
hingga makro. Identifikasi interaksi antar keduanya membutuhkan
penelitian yang lebih mendalam. Untuk itu, penelitian ini menjadi
9
studi lanjut terhadap aspek sosial budaya dalam rupa ruang dan
identitas.
Kajian ini adalah hasil karya mahasiswa pada mata kuliah
AR 701 Seminar dari Program Studi Arsitektur Universitas
Multimedia Nusantara, yang merupakan salah satu upaya kontribusi
disiplin arsitektur dalam menelaah lebih jauh permasalahan aktual
dan potensi yang ada pada ruang perkotaan. Dalam kajian awal ini,
akan difokuskan pada proses sosial-budaya dalam pembentukan
identitas pada rupa ruang. Dengan penelaahan terhadap 3 studi
kasus, kajian ini bertujuan memberi gambaran proses sosial-budaya
dalam membentuk identitas pada rupa ruang di wilayah-wilayah
tersebut. Kajian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
dalam pengembangan inovasi dan kreativitas di Kabupaten
Tangerang, serta membuka peluang untuk menggali dan
mengembangkan potensi lokal yang ada.
Aspek Sosial Budaya hadir dalam ketiga penelitian ini.
Namun begitu, identitas dan ruang menjadi hal yang membedakan
tiap penelitian ini. Hal tersebut dibedakan menjadi: Identitas menjadi
pembentuk ruang (spasial) dan ruang menjadi pembentuk identitas
komunitas tertentu. Melalui kajian ini, penulis mempelajari
mengenai ciri dan potensi lokal suatu kota atau daerah, dalam hal ini
aspek sosial budaya menjadi bagian dari potensi tersebut. Dengan
mengidentifikasi dan studi lanjut akan identitas dan ruang, dapat
ditemukan perlakuan yang tepat terhadap potensi tersebut. Dengan
10
tiga judul penelitian yang ada sebagai studi kasus, diharapkan
analisis ini bisa dijadikan alat untuk memandu kebijakan di
Tangerang dalam mempelajari potensi budaya dan kemudian dapat
mengembangkan potensi kreatif dalam hal pengembangan budaya di
Tangerang.
Keterkaitan dengan Sustainable Development Goals
Penyusunan buku ini dapat dilihat sebagai usaha memperluas
implementasi proses perkuliahan dan menyampaikan hasil
penelitian yang dilakukan mahasiswa kepada masyarakat luas juga
merupakan bagian dari langkah membangun pendidikan berkualitas
sesuai dengan program SDGs. Program SDGs yang dimaksud
meliputi:

  1. SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) karena kajian ini
    merupakan hasil karya mahasiswa pada mata kuliah Seminar,
    yang menunjukkan adanya dukungan dan perhatian terhadap
    pendidikan tinggi yang berkualitas.
  2. SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) karena
    program PROAKTIF bertujuan untuk mendorong setiap
    kecamatan dan desa untuk memiliki produk unggulan yang
    merupakan ciri dan potensi lokal, yang dapat meningkatkan
    pertumbuhan ekonomi daerah.
    11
  3. SDG 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan) karena
    kajian ini difokuskan pada proses sosial-budaya dalam
    pembentukan identitas pada rupa ruang, yang relevan dengan
    upaya pembangunan kota dan permukiman yang berkelanjutan,
    terutama di wilayah Jabodetabek

.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top