Kajian Arsitektur
dan Tata Ruang Pasar
Dari Pasar Tradisional Hingga Pasar Modern
Kajian Arsitektur dan Tata Ruang Pasar
Dari Pasar Tradisional Hingga Modern
©2024 Bayu Mandiri
Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia
Oleh: Bayu Mandiri, Agustus 2024
Penerbit Bayu Mandiri
Jalan Prambanan No. 9, Pacar Keling, Tambaksari
Surabaya 60131
Penulis :
Ridho Arfiliando
Albertto Christoffer
Jonathan Setiawan
Reza Farizi
Freta Oktarina
Apriani Kurnia Sarashayu
Theodorus Cahyo Wicaksono
Editor :
Agus Setiadi
Perancang grafis :
Ipank
Hak cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip dan memperbanyak sebagian
atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit
xii + 62 hlm : 16,5 x 21,5 cm
ISBN :
Cetakan Pertama, Agustus 2024
Dicetak oleh :
Platinum Mitra Grafika
(Isi di luar tanggung jawab percetakan)
Kata Pengantar
Pasar berperan penting dan memiliki pengaruh besar dalam dinamika ruang kota. Entitas
Pasar yang kompleks merupakan implikasi dari hidupnya aktivitas perekonomian,
bersamaan merupakan perwujudan ruang sosial dan budaya yang memuat gambaran arah
serta pergerakan masyarakat dari beragam aspek. Sementara itu. Arsitektur sebagai satu
disiplin ilmu dapat berperan baik dalam tinjauan maupun upaya pengembangan bagi
kawasan pasar yang berkelanjutan. Peran serta arsitektur tidak hanya melalui pengolahan
wujud fisik pasar, melainkan dalam jangkauan lebih jauh untuk membaca permasalahanpermasalahan aktual dan potensi yang mengemuka baik di dalam ruang-ruang pasar
maupun lingkungan yang tumbuh di seputarannya. Perhatian terhadap pasar dari sudut
pandang arsitektur membutuhkan keterlibatan berbagai pihak termasuk peran akademisi.
Kontribusi yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan memperbanyak kajian terhadap
pasar untuk memperluas perspektif terkait mulai dari keberadaan pasar hingga peran pasar.
Kajian mengenai pasar mengangkat pokok bahasan mengenai kawasan dan arsitektur
pasar, di antaranya terkait permasalahan-permasalahan mengenai konfigurasi ruang
pasar dan pertumbuhan lingkungan pasar. Hal tersebut coba “dipotret” para penulis
dengan melakukan penelitian di empat lokasi berbeda, meliputi kota Jakarta, Tangerang,
dan Tangerang Selatan, dan Kabupaten Badung (Bali) untuk melihat fenomena yang
berlangsung dalam ruang-ruang pasar serta dampaknya terhadap kinerja pasar dan
masyarakat luas. “Potret” tersebut diurai dalam beberapa bab.
Bab pertama sebagai bab pembuka mengupas pengaruh perluasan aktivitas Pasar
Kebayoran Lama terhadap kenyamanan pedestrian Jalan Kebayoran Lama. Seperti
diketahui, Pasar Kebayoran Lama berada di lokasi strategis berada di pusat kota dan
berdekatan dengan stasiun yang menyediakan rute kereta Tanah Abang – Rangkas Bitung
menghubungkan Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Banten. Potensi Pasar Kebayoran
Lama menarik minat banyak pedagang pasar untuk berjualan selain di dalam pasar juga
menyebar hingga ke sisi ruas-ruas jalan. Aktivitas pasar telah mengambil jalur pedestrian
dan meningkatkan kepadatan jalan raya dan berdampak terhadap kualitas ruang di
seputaran pasar. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif untuk memudahkan
pemahaman kondisi eksisting dengan berbagai subjek, aktivitas, dan waktu yang berbeda
pada suatu lokasi untuk memahami apa saja yang menurunkan kenyamanan pedestrian
setelah adanya aktivitas berdagang pasar.
vii
Kajian Arsitektur dan Tata Ruang Pasar Dari Pasar Tradisional Hingga Pasar Modern
Bab kedua membahas Pasar Kutabumi, Tangerang. Pasar Kutabumi di Tangerang
merupakan sebuah pasar tradisional yang tumbuh pesat. Perkembangan pasar terlihat dari
aktivitas perdagangan, tidak hanya berlangsung di dalam pasar namun turut menghidupkan
ruang-ruang di sisi luar pasar. Perluasan aktivitas pasar berdampak bagi area di luar pasar
dan mengubah karakter lingkungan di seputaran pasar. Bab ini pun menjelaskan pengaruh
konfigurasi arsitektur dan pola aktivitas terhadap karakteristik ruang luar Pasar Kutabumi,
Tangerang.
Bab ketiga menelaah pasar modern di Tangerang Selatan. Pasar Modern BSD merupakan
struktur baru pasar tradisional sesuai standar pemerintah yang dibangun oleh pihak
pengembang swasta. Pasar memang memiliki peran penting bagi warga setempat
dan menyediakan bermacam-macam kebutuhan sehari-hari. Komoditi yang beragam
menjadikan pasar menjadi ruang yang padat. Sirkulasi antara pengunjung dan barang
yang menggunakan jalur sirkulasi yang sama berdampak terganggunya operasional pada
pasar. Ba ini pun mengurai dampak penerapan konsep pola tata ruang pada pasar modern
tersebut terhadap alur operasional pengunjung dan Pedagang.
Bab keempat menjelaskan penataan Pasar Semat Sari yang berada di Desa Tibubeneng,
Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Pasar ini berperan sebagai penyokong
dari beberapa desa sekitarnya dan merupakan pasar terlengkap. Sebagai pasar tradisional,
kondisi Pasar Semat Sari memperlihatkan belum adanya perhatian terhadap kualitas
keamanan maupun kenyamanan dari aspek pergerakan pedagang. Bab ini memberi
jawaban atas pertanyaan seberapa besar kebutuhan ruang pedagang yang dapat memenuhi
aspek ergonomi bagi kenyamanan pergerakan pedagang?
Rangkaian empat bab tersebut diakhiri bab kelima sebagai bab penutup yang merangkai
benang merah paparan dari hasil penelitian terhadap pasar di lima lokasi berbeda
dalam kemasan simpulan dan saran yang kiranya bisa menjadi masukan untuk segenap
pemangku kepentingan. Dengan kata lain, hasil penelitian yang telah dikemas dalam
tinjauan komphrehensif yang dalam tingkat lanjut menjadi pengetahuan pembaharuan
bagi pengembangan kawasan dan arsitektur pasar, khususnya bagi wilayah Kabupaten
Tangerang sebagai kajian awal dalam langkah revitalisasi pasar-pasar tradisional.
Pingback: - Bayu Mandiri Publishing dan Digital Printing